Islam menurut bahasa berasal dari kata salam yang artinya selamat dan
sejahtera. Allah berfirman dalam Al Qur’an (Q.S 19:47) :
tA$s% íN»n=y y7øn=tã ( ãÏÿøótGór'y y7s9 þÎn1u ( ¼çm¯RÎ) c%x. Î1 $|Ïÿym ÇÍÐÈ
berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan
memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku.”
Yang berarti Islam merupakan agama yang
senantiasa membawa umat Islam menuju keselamatan dan kesejahteraan.
Islamisasi
sendiri merupakan sebuah karakter dan identitas
Islam sebagai pandangan hidup (worldview) yang di dalamnya terdapat pandangan
integral terhadap konsep ilmu (epistemology)
dan konsep Tuhan (theology).
Secara umum, istilah Islamisasi adalah membawa sesuatu ke dalam Islam atau membuatnya dan menjadikannya Islam. Definisi ini
bukan berarti Islam tidak bersifat universal (syumul), tapi lebih berarti bahwa
di luar Islam ada berbagai macam hal yang jauh dari nilai-nilai Islam.
Sedangkan ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan
produksi, distribusi, dan konsumsi. Ekonomi menurut bahasa berasal dari bahasa
Yunani yaitu οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos) yang berarti
"peraturan, aturan, hukum".
Jadi, Islamisasi ekonomi merupakan proses pengislaman ilmu
ekonomi sehingga ilmu ekonomi tersebut berdiri berlandaskan Islam untuk
mendapatkan falah. Ilmu ekonomi yang telah diislamisasi bisa juga disebut
dengan ekonomi Islam.
Dalam
islamisasi ekonomi, banyak hal yang perlu dihilangkan dari praktik -praktik
ekonomi yang ada saat ini, seperti praktik riba. Di mana telah banyak sekali
dijelaskan dalam Al Quran mengenai larangan Riba. Pada praktik riba, terjadi
tindak pemanfaatan kesusahan orang-orang miskin, dan pelipatgandaan piutang
atasnya. Ditambah lagi, praktik riba akan menyulut api permusuhan dan rasa
kebencian. Dan praktik-praktik riba menyebabkan masyarakat tidak produktif,
karena mereka malas berkerja dan hanya mengandalkan bunga piutangnya
(tabungannya), sehingga mereka malas untuk memanfaatkan sumber daya alamnya.
Tentang
masalah pengentasan kemiskinan Islam juga sudah mengaturnya yaitu dengan ZIS
(zakat, infaq, shodaqoh). Pada hakikatnya harta yang kita miliki bukanlah milik
kita, namun milik Allah swt. Kita harus membagi harta kita kepada Allah juga
selaku shahibul maal (hak fakir miskin). Namun pada hakikatnya kaum miskin itu
akan selalu ada, karena itu merupakan Sunnatullah. Yang bisa dilakukan adalah
bagaimana meminimalisir kemiskinan tersebut dengan ZIS (zakat, infaq,
shodaqoh).
Kita sadar saat ini dunia telah dikuasai oleh sistem
ekonomi yang tidak berlandaskan Islam sehingga yang terjadi adalah
ketidakadilan, keserakahan, kejahatan. Yang kaya semakin kaya, yang miskin
semakin miskin. Jutaan nyawa melayang hanya untuk lembaran uang. Seperti inikah
sistem ekonomi yang menyejaterahkan? Sistem ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
rumah tangga? Tidak!
Jadi harus bagaimanakah sebenarnya ekonomi itu? Ekonomi
harus didasarkan pada ajaran Allah Swt. melalui Al Quran dan As Sunnah yang
mutlak kebenarannya. Seperti namanya “ekonomi Islam” adalah ekonomi yang
menyejahterakan dan menyelamatkan (Islam). Menyejahterakan dengan apa? Tentu
saja bukan dengan darah, uang, dan air mata seperti sistem ekonomi yang ada dan
digunakan saat ini. Namun menyejahterakan dengan rahmat Allah Swt yang tidak
ada seorang makhlukpun bisa menyamai rahmat yang diberikan oleh Allah Swt.
Saat
ini pembumian Islam dalam bidang ekonomi mengalami perkembangan yang baik.
Banyak kajian-kajian serta penelitian dilakukan untuk lebih membumikan Islam
dalam bidang ekonomi. Baik dari kalangan ulama, praktisi, dan akademisi mulai
tersadar untuk membumikan Islam dalam bidang ekonomi. Inilah yang dibutuhkan
untuk mewujudkan suatu sistem ekonomi yang menyejahterakan dan menyelamatkan,
yaitu ekonomi islam.
Pembumian
islam dalam bidang ekonomi sangat tergantung pada kita sebagai pelaku ekonomi
sekaligus orang yang berislam. Ekonomi Islam ibarat sebuah bayi yang baru
dilahirkan, kita mau mendidik dan membesarkan bayi itu seperti apa, jika kita ingin
bayi itu sukses di masa depan, tentu kita perlu mengetahui kelebihan-kelebihan
apa saja yang dimiliki bayi itu, juga kelemahan-kelemahan apa yang ada pada
diri bayi itu. Setelah itu, baru kita bisa mengarahkan bayi itu untuk
memaksimalkan kelebihnnya dan menghilangkan kelemahannya meskipun tidak bisa
dihilangkan sepenuhnya agar bayi kecil itu tumbuh menjadi orang dewasa yang
sukses.
Islam merupakan jawaban
dan solusi dari berbagai masalah kehidupan, karena Islam memiliki Al Quran yang
didalmnya telah dijelaskan tentang segala hal mengenai kehidupan ini, tidak ada
yang terlewat dari Al Quran. (Q.S Al An’am :38) :
$tBur `ÏB 7p/!#y Îû ÇÚöF{$# wur 9ȵ¯»sÛ çÏÜt Ïmøym$oYpg¿2 HwÎ) íNtBé& Nä3ä9$sVøBr& 4 $¨B $uZôÛ§sù Îû É=»tGÅ3ø9$# `ÏB &äóÓx« 4 ¢OèO 4n<Î) öNÍkÍh5u crç|³øtä ÇÌÑÈ
“…..Tiadalah Kami
lewatkan sesuatupun dalam kitab ini…..”
Selain itu adalah karena
Islam agama yang sempurna, agama yang diridhohi Allah.
ôMtBÌhãm ãNä3øn=tæ èptGøyJø9$# ãP¤$!$#ur ãNøtm:ur ÍÌYÏø:$# !$tBur ¨@Ïdé& ÎötóÏ9 «!$# ¾ÏmÎ/ èps)ÏZy÷ZßJø9$#ur äosqè%öqyJø9$#ur èptÏjutIßJø9$#ur èpysÏܨZ9$#ur !$tBur @x.r& ßìç7¡¡9$# wÎ) $tB ÷Läêø©.s $tBur yxÎ/è n?tã É=ÝÁZ9$# br&ur (#qßJÅ¡ø)tFó¡s? ÉO»s9øF{$$Î/ 4 öNä3Ï9ºs î,ó¡Ïù 3 tPöquø9$# }§Í³t tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. `ÏB öNä3ÏZÏ xsù öNèdöqt±ørB Èböqt±÷z$#ur 4 tPöquø9$# àMù=yJø.r& öNä3s9 öNä3oYÏ àMôJoÿøCr&ur öNä3øn=tæ ÓÉLyJ÷èÏR àMÅÊuur ãNä3s9 zN»n=óM}$# $YYÏ 4 Ç`yJsù §äÜôÊ$# Îû >p|ÁuKøxC uöxî 7#ÏR$yftGãB 5OøO\b} ¨bÎ*sù ©!$# Öqàÿxî ÒOÏm§ ÇÌÈ
“……. pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan
telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu…...” (Q.S. Al-Maidah : 3)
Begitu juga masalah
ekonomi (produksi, konsumsi, dan distribusi) yang terjadi saat ini, semua bisa
terselsaikan dengan Islam. Ekonomi Islam adalah solusinya! Tinggal bagaimana
kita memaknai serta menggunakan solusi yang sudah ada ini!
Wallahualam bissawab.